Profil Desa Pegundungan
Ketahui informasi secara rinci Desa Pegundungan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Pegundungan, Pejawaran, Banjarnegara. Terletak di kawasan Dataran Tinggi Dieng, desa ini merupakan sentra pertanian hortikultura unggulan, terutama kentang dan kopi. Menjadi lokasi wisata alam Kawah Sileri dan beririsan langsung dengan proyek
-
Lumbung Hortikultura Dataran Tinggi
Desa Pegundungan ialah pusat utama pertanian kentang dan sayuran lain di Banjarnegara yang menopang perekonomian lokal dan regional.
-
Destinasi Wisata Alam Vulkanik
Keberadaan Kawah Sileri menjadikan desa ini sebagai tujuan wisata geologi yang signifikan di koridor wisata Dieng.
-
Kawasan Strategis Energi Terbarukan
Lokasinya yang berdampingan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Dieng menempatkan desa pada persimpangan antara kearifan lokal dan industri energi modern.

Desa Pegundungan, yang berlokasi di Kecamatan Pejawaran, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, lebih dari sekadar pemukiman di ketinggian. Desa ini merupakan sebuah episentrum vital yang menyatukan tiga pilar utama: pertanian hortikultura sebagai tulang punggung ekonomi, pesona wisata alam vulkanik yang memikat, serta perannya sebagai kawasan penyangga proyek strategis energi terbarukan. Berada di dalam lanskap subur Dataran Tinggi Dieng, Pegundungan menampilkan wajah desa yang dinamis, beradaptasi antara tradisi agraris yang mengakar kuat dan tuntutan zaman yang diwakili oleh sektor pariwisata dan energi. Potensi besar yang dimiliki menempatkan desa ini pada posisi penting dalam peta pembangunan Kabupaten Banjarnegara.
Geografi dan Batas Wilayah Desa Pegundungan
Secara geografis, Desa Pegundungan terletak pada koordinat lintang dan bujur khas pegunungan dengan topografi yang bervariasi dari landai hingga sangat curam. Ketinggiannya di atas permukaan laut memberikan hawa sejuk yang menjadi faktor utama kesuburan tanah vulkaniknya. Menurut data pemerintah desa, luas wilayah Desa Pegundungan mencapai 366,41 hektar atau sekitar 3,66 km².
Wilayah administratif desa ini memiliki batas-batas yang jelas dengan desa-desa tetangganya. Di sebelah utara, Desa Pegundungan berbatasan langsung dengan Desa Sidengok, Kecamatan Pejawaran. Di sisi timur, alur Sungai Dolok menjadi penanda batas alamiah. Sementara itu, di sebelah selatan, wilayahnya bersebelahan dengan Desa Majasari yang masuk dalam Kecamatan Pagentan dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Pejawaran. Lokasinya berjarak sekitar 5 kilometer dari pusat Kecamatan Pejawaran dan kurang lebih 38 kilometer dari ibu kota Kabupaten Banjarnegara.
Dengan luas wilayah dan data kependudukan yang ada, tingkat kepadatan penduduk di Desa Pegundungan mencerminkan karakteristik pemukiman agraris di dataran tinggi, di mana lahan lebih banyak didominasi oleh area pertanian dibandingkan pemukiman padat.
Demografi dan Struktur Kependudukan
Berdasarkan data kependudukan dari Sistem Informasi Desa (SIDesa) Provinsi Jawa Tengah, jumlah penduduk Desa Pegundungan secara konsisten menunjukkan dinamika yang dipengaruhi oleh faktor sosial dan ekonomi. Struktur penduduknya didominasi oleh usia produktif yang mayoritas menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.
Mata pencaharian utama masyarakat Desa Pegundungan yaitu sebagai petani sayuran, dengan komoditas kentang menjadi primadona. Kehidupan sosial masyarakatnya terbangun dari etos kerja yang tinggi, diwariskan secara turun-temurun untuk mengolah lahan pertanian di medan yang menantang. Komunitas petani di sini dikenal ulet dan memiliki kemampuan adaptasi yang baik terhadap fluktuasi harga komoditas maupun kondisi cuaca yang seringkali tidak menentu.
Selain bertani, sebagian kecil penduduk juga berkecimpung di sektor lain seperti peternakan sebagai usaha sampingan, perdagangan hasil bumi, serta penyediaan jasa di sektor pariwisata yang mulai menggeliat seiring dengan popularitas Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng.
Potensi Ekonomi: Emas Hijau dari Tanah Vulkanik
Roda perekonomian Desa Pegundungan digerakkan oleh sektor pertanian, yang menjadikannya salah satu lumbung "emas hijau" bagi Kabupaten Banjarnegara. Tanah vulkanik yang subur, hasil dari aktivitas geologis masa lampau, menjadi modal utama bagi para petani untuk membudidayakan aneka tanaman hortikultura bernilai ekonomi tinggi.
Kentang ialah komoditas andalan yang telah menghidupi generasi petani di desa ini. Kualitas kentang dari Pegundungan dan kawasan Dieng pada umumnya sudah dikenal luas di pasar regional maupun nasional. Para petani di sini telah beralih dari tanaman tradisional seperti jagung dan tembakau ke budidaya kentang sejak beberapa dekade lalu karena siklus panen yang lebih singkat dan nilai jual yang lebih menjanjikan. Selain kentang, lahan-lahan pertanian di desa ini juga ditanami komoditas lain seperti kubis, wortel, cabai, dan berbagai jenis sayuran lainnya yang dipasok untuk memenuhi permintaan pasar lokal dan kota-kota besar.
Dalam beberapa tahun terakhir, potensi lain yang mulai dikembangkan secara serius yakni kopi. Inisiatif seperti "Kampung Kopi Konservasi" yang didukung oleh berbagai pihak, termasuk BUMN, mulai menunjukkan hasil. Kopi jenis arabika yang ditanam di sela-sela tanaman konservasi tidak hanya memberikan nilai tambah ekonomi, tetapi juga berfungsi untuk menjaga kelestarian lingkungan dan mengurangi laju erosi di lahan miring.
Daya Tarik Wisata: Pesona Kawah Sileri dan Alam Pegunungan
Desa Pegundungan memiliki posisi strategis dalam industri pariwisata Banjarnegara karena menjadi "rumah" bagi salah satu objek wisata alam paling terkenal di Dieng, Kawah Sileri. Kawah Sileri merupakan kawah vulkanik terluas di Dataran Tinggi Dieng, dengan luas mencapai sekitar 2 hektar. Aktivitas vulkaniknya yang konstan, ditandai dengan kepulan asap putih dan air kawah yang bergejolak, menawarkan pemandangan geologi yang spektakuler sekaligus menegangkan. Nama "Sileri" sendiri berasal dari kata "leri" (air sisa cucian beras), merujuk pada warna air kawahnya yang keruh keputihan.
Akses menuju kawah ini relatif mudah dijangkau dari jalan utama, menjadikannya destinasi favorit bagi wisatawan. Keberadaan Kawah Sileri tidak hanya memberikan pemasukan bagi daerah melalui tiket retribusi tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi warga sekitar, seperti warung makan, penjualan suvenir, dan jasa pemandu lokal.
Selain Kawah Sileri, lanskap agraris Desa Pegundungan itu sendiri memiliki potensi besar sebagai destinasi agrowisata. Hamparan perkebunan kentang dan sayuran yang tertata rapi di lereng-lereng perbukitan menciptakan panorama yang unik dan indah. Wisatawan dapat merasakan pengalaman memetik sayur langsung dari kebunnya atau sekadar menikmati udara segar pegunungan sambil melihat aktivitas para petani.
Pusat Energi Terbarukan: Berdampingan dengan Proyek Geotermal
Keunikan lain dari Desa Pegundungan ialah lokasinya yang berada di sekitar wilayah operasional Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang dikelola oleh PT Geo Dipa Energi (Persero). Proyek strategis nasional ini memanfaatkan energi panas bumi yang melimpah di bawah Dataran Tinggi Dieng untuk menghasilkan energi listrik yang ramah lingkungan.
Bagi Desa Pegundungan, keberadaan PLTP ini membawa dampak ganda. Di satu sisi, proyek ini menjadi simbol modernisasi dan kontribusi kawasan terhadap ketahanan energi nasional. Kehadiran industri energi membuka peluang kerja, meskipun terbatas, serta memicu program-program pemberdayaan masyarakat (CSR) di bidang pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur di desa-desa sekitar, termasuk Pegundungan.
Di sisi lain, kehidupan yang berdampingan dengan industri ekstraktif berskala besar menuntut adanya manajemen lingkungan dan sosial yang cermat. Dialog yang berkelanjutan antara pihak pengelola, pemerintah, dan masyarakat menjadi kunci untuk memastikan bahwa operasional PLTP berjalan selaras dengan kelestarian lingkungan dan kearifan lokal yang telah ada. Potensi pengembangan wisata energi, di mana wisatawan dapat belajar tentang proses pembangkitan listrik dari panas bumi, juga menjadi salah satu prospek masa depan yang dapat disinergikan.
Infrastruktur dan Kehidupan Sosial Masyarakat
Sebagai desa yang terus berkembang, Desa Pegundungan memiliki infrastruktur dasar yang cukup memadai. Akses jalan utama yang menghubungkan desa ini dengan pusat kecamatan dan jalur utama wisata Dieng sudah beraspal dan dapat dilalui kendaraan roda empat, meskipun beberapa jalan lingkungan dan jalan usaha tani masih memerlukan perbaikan. Fasilitas pendidikan seperti sekolah dasar dan fasilitas ibadah seperti masjid tersedia untuk melayani kebutuhan masyarakat.
Aktivitas sosial dan budaya masyarakat masih kental dengan tradisi agraris. Semangat gotong royong dan kebersamaan masih terjaga, terutama dalam kegiatan-kegiatan pertanian dan ritual adat yang berkaitan dengan siklus tanam atau panen. Kelompok-kelompok tani menjadi wadah penting bagi para petani untuk berbagi informasi, mengatasi masalah bersama, dan meningkatkan posisi tawar mereka.
Dengan segala potensi yang dimilikinya, Desa Pegundungan berdiri sebagai contoh nyata sebuah desa di dataran tinggi yang mampu meramu kekayaan alamnya menjadi sumber kekuatan. Harmonisasi antara pertanian sebagai penyangga kehidupan, pariwisata sebagai gerbang perkenalan, dan energi sebagai jendela masa depan akan menjadi penentu arah pembangunan Desa Pegundungan di tahun-tahun mendatang.